10 Februari 2014

Trematoda paru(paragonimus westermani)

Paragonimus westermani adalah cacing yang menyerang bagian paru-paru,ini bermula dari anjing,kucing,harimau,luak serigala dan juga manusia yang memakan ketam atau udang batu yang tidak matang atau kurang matang dan binatang ataupun manusia yang tertera diatas merupakan hospes utama cacing ini.
Sumber gbr : en.wikipedia.org




Cacing ini tersebar luas didaerah seperti china,filiphina,jepang,taiwan,korea,thailand,vietnam,india,
malaysia,afrika dan amerika latin.di Indonesia kasusnya hanya ditemukan pada binatang dan kalaupun ditemukan pada manusia itu merupakan ditularkan oleh penduduk negara diatas ataupun jika orang indonesia ini menetap di sekitar negara diatas.

Perkembangan cacing ini hampir sama dengan cacing trematoda hati, hanya halnya berbeda pada hospes keduanya. Cacing ini bertempat atau menginfeksi daerah paru-paru dengan membentuk kista. Cacing ini berbetuk bundar lonjong menyerupai biji kopi dan memiliki warna coklat tua,memiliki batil isap perut dan batil isap mulut yang ukurannya hampir sama besar,testis berlobus berada berada berdampingan antara batil isap perut dan ekor,sedangkan ovarium  berada dibelakang batil isap perut.

Telurnya berbentuk lonjong dengan operkulum atau penutup yang agak tertekan ke dalam,telur ini keluar bersama tinja ataupum bersama sputum atau dahak. Pada saat ini telur masih belum memiliki bulu getar atau mirasidium.

Telur matang dalam waktu 16 hari dan akan memilki mirasidium,pada saat ini telur pergi mencari hospes pertamanya yaitu keong air dan didalam keong air ini berkembang dan membentuk metaserkaria, keadaan ini memungkinkan untuk mencari hospes perantara ke dua yaitu ketam atau udang batu.

Disinilah telur cacing ini dan membentuk cacing menyebar ke binatang atau bahkan ke manusia, seperti halnya penulis jelaskan pada paragraf pertama bahwa udang atau ketam batu yang tidak dmasak atau kurang matang tidak akan membunuh telur cacing atau cacing muda ini sehingga dapat dengan mudah masuk ketubuh.
Setelah masuk kedalam tubuh, cacing ini langsung menuju di duodenum dan dewasa di tempat ini,selanjutnya cacing telah dewasa bermigrasi menembus dinding usus masuk ke rongga perut,menembus diafragma dan menju ke paru2.Didalam paru2 hospes yang mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing dewasa terbungkus dalam kista, biasanya dalam kista terdapat 2 cacing dewasa.

Karena menginfeksi paru-paru, biasanya gejala yang dihasilkan adalah penderita mengalami batuk-batuk kering hingga sampai batuk berdarah. Cacing ini dapat bermigrasi ke organ-organ lain misalnya otot,dinding usus,otak dan lain-lain dan merusak bagianorgan tersebut.